Postingan

LKPD Sabda Bahagia

  Lembar Kerja Peserta Didik Sabda Bahagia Arti Bahagia     Pengalaman mencari/ menemukan kebahagiaan     Alasan orang merasa Bahagia     Arti tentang sabda Bahagia Matius 5:3-12 Ayat Arti Ay 3   Ay 4   5   6   7   8   9   10     11     Maksud Yesus menyampaikan sabda Bahagia    

Mengampuni

  Mengampuni  Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan baik terhadap diri sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap Tuhan. Walaupun demikian, tidak semua orang bila melakukan kesalahan cepat-cepat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Demikian pula tidak semua orang yang mau dengan senang hati untuk memaafkan atau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah kepadanya, apa lagi jika dirasa bahwa kesalahannya sungguh terlalu berat dan menyakitkan hati. Dalam Kitab Suci, kasih yang diberikan Yesus tertuju pada semua orang, baik bagi mereka yang menderita, juga bagi mereka yang bersalah kepada-Nya. Yesus memberikan teladan kepada kita tentang bagaimana memberikan pengampunan tanpa batas. Hal ini tampak nyata ketika memberikan pengajaran pada para murid-Nya untuk memberikan pengampunan. Yesus menyatakan bahwa dalam mengampuni hendaknya tidak terbatas. Hal ini dinyatakan oleh Yesus bahwa dalam mengampuni “... Buka

Kebebasan Anak-Anak Allah

  Kebebasan yang Bertanggungjawab   Mengutarakan arti kebebasan Membaca dan memahami Gaudium et Spes art 16 dan 17 Gaudium et Spes artikel 16: Di lubuk hatinya manusia menemukan hukum , yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik , dan untuk menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggema dalam lubuk hatinya: jalankanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu pula ia akan diadili. Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya ; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya. Berkat hati nurani dikenallah secara ajaib hukum, yang dilaksanakan dalam cinta kasih terhadap Allah dan terhadap sesama. Atas kesetiaan terhadap hati nurani Umat kristiani bergabung dengan sesama lainnya untuk m

Sakramen Imamat

  Sakramen Imamat   Cara hidup berkeluarga bukanlah satu-satunya pilihan hidup. Walaupun di dalam masyarakat pada umumnya hidup dalam lembaga perkawinan yang lebih banyak dipilih. Mereka memberikan hidup dan dirinya secara total kepada Tuhan untuk menjadi alat-Nya dan menjadi partner bagi Allah sendiri dalam mewartakan kerajaan Allah di dunia. Seseorang berkenan untuk memenuhi panggilan-Nya untuk hidup selibat, bukan karena  mereka tidak laku atau karena mereka tidak dapat berbuat apa-apa  melainkan karena kemauan sendiri demi kerajaan Allah. Seperti yang Jadi mereka memilih cara hidup sendiri dan tanpa paksaan tetapi  atas kerelaan dan kesadarannya untuk melayani Tuhan secara penuh dipahami oleh Gereja Katolik sebagai panggilan Allah.   Hidup imamat merupakan panggilan khusus. Panggilan khusus itu oleh Gereja  Katolik dimeteraikan sebagai sakramen, yakni Sakramen Imamat yang  disebut dengan Sakramen Tahbisan. untuk menggembalakan Gereja dengan Sabda dan Roh Allah.   Sakramen