Kemajemukan Bangsa



KEMAJEMUKAN BANGSA

Semboyan dalam “Bhineka Tunggal Ika” berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Hal ini sekaligus ingin menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia terdisri atas berbagai macam suku, bangsa, agama dan adat istiadat, namun tetap merupakan satu kesatuan, yaitu satu bangsa, satu bahasa dan satu negara Indonesia. Keanekaragaman yang kita miliki justru merupakan kekayaan yang patut kita syukuri. Maka, kita perlu menyadari keanekaan itu, sekaligus menyadari kesatuan kita.
1. Menyadari Keanekaan kita
Kemajemukan adalah sifat asli dari dunia ini. Tuhan menciptakan umat manusia dalam keperbedaan yang tak terhindarkan. Maka, kemajemukan merupakan keadaan yang tak terhindarkan. Orang harus belajar mengambil sikap yang tepat dan belajar bertindak secara arif untuk biasa hidup dan membangun masyarakat dalam keanekaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kemajemukan ini tampak dalam berbagai bentuk, antara lain : agama, suku, bangsa, adat-istiadat, dan sebagainya. Contoh keanekaragaman ini dapat disebut lebih banyak lagi. Namun, hal yang terpenting ialah menyadari bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang multi kultur bukan suatu bangsa monokultur.
2. Menyadari Kesatuan Kita
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural yang berciri keanekaragaman dalam aspek-aspek kehidupan. Namun, keanekaragaman itu juga diterima dan dihayati dalam satu kesatuan sebagai bangsa. Suku yang berasal dari ribuan pulau dengan budaya, adat-istiadat, bahasa, dan agama yang berbeda-beda itu, semuanya mengikrarkan diri sebagai satu bngsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia. Bangsa Indonesia yang berbeda-beda itu selain diikat oleh satu sejarah masa lampau yang sama, yakni penjajahan oleh bangsa asing dalam kurun waktu yang panjang, juga diikat oleh satu cita-cita yang sama yakni membangun masa depan bangsa yang berketuhanan, berprikemanusiaan, bersatu, berkeadilan, dan berdaulat.
Berdasarkan pemahaman seperti itu,maka setiap individu mempunyai hak dak dan kewajiban yang sama.Suku yang lain tidak lebih diunggulkan dari suku lain,agama yang satu tidak mendominasi gama lain.
Kodrat bangsa indonesia memang berbeda-beda dalam kesatuan.Hal tersebut dirumuskan dengan sangat bijak dan dan tepat oleh bangsa indonesia,yakni”Bhineka Tunggal Ika”yang berarti beranekaragam namun satu.Kenyataannya keberadaan bangsa indonesia memang berbeda-beda namun tetap satu bangsa.Bangsa yang utuh dan bersatu yang berbeda-beda itu adalah saudara sebaangsa dan setanah air.
Selanjutnya, ada dua hal yang harus didasari bersama secara terus menerus oleh seluruh bangsa indonesia,yakni:
a.       Kesatuan tidak sama dengan keseragaman.Dalam sejarah bangsa kita terdapat gejala-gejala dari rezim tertentu(ORBA)yang mencoba menekan keanekaragaman bahasa ini dan mencoba menggiring bangsa kita kepada keseragaman demi stabilitas.
b.      Kebhinekatunggalikaan itu bukan hal yang sudah selesai,tuntas sempurna,dan statis,tetapi perlu terus- menerus dipertahankan,diperjuangkan,diisi,dan diwujudkan terus-menerus.Menjaga kebhinekaan,keutuhan,kesatuan,dan keharmonisan kehidupan merupakan panggilan tugas bangsa imdonesia.Keberagaman adalah kekayaan, sedang persatuan persaudaraan sejati adalah semangat dasar.Kehidupan yang berbeda-beda itu harus saling menyumbang dalam kebersamaan.
Dalam masyarakat yang majemuk seperti dinegeri kita ini, mmang rawan dengan konflik dan kerusuhan. Akhir-akhir ini, pada era reformasi, dimana orang merasa lebih bebas, konflik dan kerusuhan sepertinya lebih gampang untuk meletus. Bahkan, ada konflik dan kerusuhan yang terjadi karena ada suku-suku dan daerah tertentu, seperti Aceh dan Papua, yang bertujuan ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahaya disintegrasi itu masih dapat muncul didaerah-daerah lainnya di Tanah Air kita. Mengapa hal itu apat terjadi ?
Mungkin saja ada banyak alasannya. Tetapi salah satu alasan yang terpenting ialah kalau suku/daerah atau pemeluk agama tertentu merasa diperlakukan secara tidak adil. Jika orang, suku, etnis, atau pemeluk agama tertentu diperlakukan secara tidak adil, maka akan muncul semangatprimordialisme dan fanatismesuku atau agama, yang dapat menjurus kepada tuntutn untuk memisahkan diri dari suatu lembaga, bahkan negara.
 Ketidakadilan dibidang politik dan ekonomi, mungkin juga budaya yang secara berlarut-larut terjadi di Aceh, Papua, dll. Dapat munculkah disintegrasi bangsa.
SATU BANGSA DALAM KEANEKARAGAMAN
1. Inspirasi dari Kitab Suci
Dalam Kitab Suci, khususnya Kitab Suci Perjanjian Lama, diceritakan bahwa Bangsa Terpilih sering kali menghayati rasa satu bangsa, satu Tuhan, satu negeri, satu tempat ibadah, dan satu tata hukum ( bdk. Ul 12). Dari sejarahnya ternyata ketika mereka bersatu, mereka menjadi kuat, sanggup mengalahkan musuh dan menjadikan dirinya bangsa yang jaya. Tetapi, ketika mereka tidak bersatu, mereka menjadi bangsa yang tidak berdaya dan tiap kali secara gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka.
Kitab Suci menceritakan bahwa ketika mereka dari Mesir memasuki tanah Kanaan dibawah pimpinan Yosua, mereka sungguh bersatu dan dapat merebut Tanah Terjanji itu. ( bdk. Yos 6: 1 – 15, 63 ). Ketika mereka sudah menempati tanah terjanji dan membagi-baginya menurut suku-suku keturunan Yakob, mereka lama-kelamaan terpecah dan menjadi lemah. Pada saat-saat lemah itu, mereka mudah untuk dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Mereka pernah bersatu dibawah pimpinan raja Daud dan menjadi bangsa yang kuat dan jaya. Kemudian mereka terpecah lagi dan menjadi bangsa yang lemah.
Pada saat Mesias datang, mereka bahkan sudah dijajah oleh bangsa Romawi, karena mereka lemah dan terpecah belah. Ketika Yesus ingin mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru bercorak rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya. (bdk. Mat. 23: 37-38).
 Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria di Sumur Yakob.
Bagi orang Yahudi, orang Samaria adalah orang asing, baik dari sisi adat istiadat maupun agamanya. Dalam praktek hidup sehari-hari pada zaman Yesus, antara orang Yahudi dengan orang Samaria terjadi permusuhan. Orang Yahudi menganggap orang Samaria tidak asli Yahudi, tapi setengah kafir. Akibatnya, mereka tidak saling menyapa dan selalu ada perasaan curuga. Yang menarik untuk direnungkan adalah kesediaan Yesus menyapa perempuan Samaria dan menerimanya.Dalam perbincangan dengan perempuan Samaria itu, Yesus menuntun perempuan itu sampai pada kesadaran akan iman yang benar. Bagi Yesus siapa pun sama, perempuan Samaria bagi Yesus adalah sesama yang sederajat. Yesus tidak pernah membedakan manusia berdasar atas suku, agama, golongan, dan sebagainya. Di mata Tuhan tidak ada orang yang lebih mulia atau lebih rendah. Tuhan memberi kesempatan kepada siapapun untuk bersaudara. Tuhan menyatakan diri-Nya bukan hanya untuk suku/golongan tertentu, tetapi untuk semua orang.
2. Sikap Umat Kristiani
Sikap Yesus harus menjadi sikap setiap orang Kristiani. Oleh karena itu, kita perlu mengusahakan, antara lain :
a.       Sikap-sikap yang Mencegah Perpecahan
upaya-upaya konkret untuk membangun kehidupan bersama harus dikembangkan dengan menghapus semangat primordial dan semangat sektarian dengan menghapus sekat-sekat dan pengkotak-kotakan masyarakat menurut kelompok-kelompok agama, etnis, dll.
b.      Sikap-sikap yang Positif dan Aktif
Dalam masyarakat majemuk, setiap orang harus berani menerima perbedaan sebagai suatu rhmat. Perbedaan dan keanekaragaman adalah keindahan dan merupakan faktor yang memperkaya. Adanya perbedaan itu memberi kesempatan untuk berpartisipasi menyumbangkan keunukan dan kekhususannya demi kesejahteraan bersama.
         Perlu dikembangkan sikap saling menghargai, toleransi, menahan diri, rendah hati dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram, harmonis dan dinamis.
         Setiap orang bahu-membahu menata masa depan yang lebih cerah, lebih adl, makmur dan sejahtera.
         Mengusakan tata kehidupan yang adil dan beradab.
         Mengusahakan kegiatan dan komunitas lintas suku, agama dan ras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsekuensi Pewartaan Yesus

Tugas Perutusan

Keluhuran Martabat Manusia