Keluhuran Martabat Manusia

1. Pandangan dangkal Mengenai Martabat Manusia
•Kecenderungan bahwa penghargaan terhadap seseorang bukan didasarkan atas martabatnya sebagai manusia tetapi berdasarkan kedudukannya
•Penghargaan seseorang berdasarkan kekayaan
•Menghargai seseorang dari segi penampilannya

2. Mendalami Kisah Zakheus
•Sebagai citra Allah manusia memiliki martabat yang luhur
•Walupun penuh resiko kita diminta untuk mengambil sikap untuk memperjuangkan keluhuran martabat manusia, menjadi tanda kehadiran Allah yang menyelamatkanTindakan Yesus Memperjuangkan Martabat manusia

3. Tindakan Yesus Memperjuangkan Martabat Manusia
•Memilih para murid-Nya sebagian besar adalah kaum sederhana
•Memanggil Matius yang seorang pemungut cukai yang pada waktu itu dianggap orang pendosa
•Mengampuni perempuan yang berzinah “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”
•Yesus menumpang di rumah Zakheus
•Yesus menghargai dan memuji persembahan seorang janda miskin
•Yesus mengundang anak anak untuk datang kepada-Nya
•Yesus peduli kepada orang yang tk berdaya, seperti Bartimeus pengemis yang buta

4. Tindakan Merendahkan MA\artabat Manusia
•Memandang orang lain lebih rendah dari pada diri kita (karena kurang cantik, dianggap bodoh)
•Memperlakukan orang lain dengan semena mena menurut kemampuan
•Memperlakukan pembantu di rumah seenaknya, diberi upah tidak wajar, dibentak bentak, dilukai secara fisik

5. Kisah penyembuhan Bartimeus (Markus 10:46-52)
•Yesus menyembuhkan Bartimeus sebagai wujud kepedulian-Nya terhadap sesama tanpa memandang status sosial dan tidak memandang hina seperti pandangan masyarakat Yahudi pada waktu itu.
6. Cara Memperjuangkan Keluhuran Manusia
•Menjaga tubuh, menjaga perkataan dan perbuatan
•Tidak menyakiti orang lain, berindak jujur
•Menghargai orang sebagai pribadi bukan karena yag dimiliki
•Bergaul dengan semua teman di sekolah tanpa memandang kepandaian, kekayaan, suku, dan agamanya
•Membela mereka yang teraniaya dalam pergaulan
•Membantu mereka yang teraniaya dan mengalami musibah
7. Belajar dari Gaudium et Spes art 12 (Manusia diciptakan menurut gambar Allah)
•Seringkali ia menyanjung-nyanjung dirinya sebagai tolok ukur yang mutlak, atau merendahkan diri hingga putus asa; maka ia serba bimbang dan gelisah.
•Gereja ikut merasakan kesulitan-kesulitan itu secara mendalam.
•Gereja mampu menjawab kesukaran-kesukaran itu, untuk melukiskan keadaan manusia yang sesungguhnya, menjelaskan kelemahan-kelemahannya, sehingga serta merta martabat dan panggilannya dapat dikenali dengan cermat.
•Sebab dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat sosial; dan tanpa berhubungan dengan sesama ia tidak dapat hidup atau mengembangkan bakat-pembawaannya.
•Maka, seperti kita baca pula dalam Kitab suci, Allah melihat “segala sesuatu yang telah dibuat-Nya, dan itu semua amat baiklah adanya” (Kej 1:31).

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsekuensi Pewartaan Yesus

Tugas Perutusan