Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Kesetaraan Gender

  Kesetaraan Gender   Sebagai manusia, perempuan dan laki-laki memiliki martabat yang sama.   Namun dalam perjalanan sejarah manusia menunjukkan bahwa kaum perempuan   diperlakukan secara tidak adil. Mereka sering jadi korban sikap diskriminatif. Sampai   saat ini masalah kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan perjuangan. Hal   ini antara lain disebabkan oleh adanya tata hubungan antaranggota masyarakat   yang cenderung menggunakan sudut pandang laki-laki. Pengakuan, penghargaan   terhadap seseorang yang dikaitkan dengan kekayaan, gelar, pangkat, kedudukan   dan jenis kelamin, juga menjadi hal yang dapat menyuburkan perendahan terhadap   martabat perempuan.   Yesus adalah tokoh yang mengusahakan kesetaraan gender. Ia bergaul bebas   dengan perempuan. Bahkan ada perempuan-perempuan tertentu yang tetap mengikuti-Nya ke mana pun Dia pergi. Yesus juga menyapa dan bergaul enak dengan pertempuan-perempuan kafir yang belum dikenal-Nya seperti perempuan Samaria. Ia tidak saja b

Nostra Aetate

  PAULUS USKUP HAMBA PARA HAMBA ALLAH BERSAMA BAPA-BAPA KONSILI SUCI DEMI KENANGAN ABADI PERNYATAAN TENTANG HUBUNGAN GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA BUKAN KRISTIANI 1. Pendahuluan PADA ZAMAN KITA bangsa manusia semakin erat bersatu dan hubungan-hubungan antara pelbagai bangsa berkembang. Gereja mempertimbangkan dengan lebih cermat, manakah hubungannya dengan agama-agama bukan kristiani. Dalam tugasnya mengembangkan kesatuan dan cinta kasih antarmanusia, bahkan antarbangsa, Gereja di sini terutama mempertimbangkan manakah hal [1] hal yang pada umumnya terdapat pada bangsa manusia, dan yang mendorong semua untuk bersama-sama menghadapi situasi sekarang.   Sebab semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat manusia mendiami seluruh muka bumi 39 . Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, ang penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya meliputi semua orang 40 , sampai para terpi

BERBELAS KASIH

Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai beberapa orang yang tampak  mengalami penderitaan dalam hidupnya. Di sepanjang jalan di perkotaan, akan kita jumpai orang-orang yang mengemis, bahkan banyak juga anak-anak  kecil yang mengemis dan mengamen. Mereka adalah sekelompok orang yang terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak diperhatikan orang lain.  Orang-orang seperti ini sangat membutuhkan bantuan, uluran tangan dan  belas kasihan dari orang lain. Dengan menerima kasih dari orang lain, mereka merasa mendapat perhatian dan dukungan dari sesamanya untuk memperjuangkan hidup yang lebih baik. Rasa peduli pada sesama atau berbelas kasih bukan terutama terletak pada  besar kecilnya bantuan. Yang penting adalah sikap bela rasa, yaitu sikap turut  merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri. Biasanya orang  mau melakukan perhatian kepada orang yang menderita karena tersentuh hatinya oleh belas kasihan atas penderitaan orang itu. Situasi hidup ma