BERBELAS KASIH

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai beberapa orang yang tampak mengalami penderitaan dalam hidupnya. Di sepanjang jalan di perkotaan,akan kita jumpai orang-orang yang mengemis, bahkan banyak juga anak-anak kecil yang mengemis dan mengamen. Mereka adalah sekelompok orang yang
terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak diperhatikan orang lain. Orang-orang seperti ini sangat membutuhkan bantuan, uluran tangan dan belas kasihan dari orang lain. Dengan menerima kasih dari orang lain, merekamerasa mendapat perhatian dan dukungan dari sesamanya untuk memperjuangkan
hidup yang lebih baik.
Rasa peduli pada sesama atau berbelas kasih bukan terutama terletak pada besar kecilnya bantuan. Yang penting adalah sikap bela rasa, yaitu sikap turut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri. Biasanya orang mau melakukan perhatian kepada orang yang menderita karena tersentuh hatinya
oleh belas kasihan atas penderitaan orang itu.
Situasi hidup masyarakat seperti kelompok orang yang terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak diperhatikan, juga ada pada zaman Yesus. Pada zaman Yesus, orang yang mengalani kemalangan, penderitaan seperti sakit, cacat, miskin bahkan yang mengalami kematian, dipandang oleh orang Yahudi sebagai hukuman dari Allah karena kedosaan mereka.

Yesus hadir untuk mewartakan kabar suka cita. Ia terpanggil untuk berbela rasa kepada mereka. Yesus menunjukkan sikap bela rasa dan kepedulian serta belas kasih-Nya kepada mereka dengan berbagai cara. Yesus mau menyapa mereka yang terpinggirkan dan tidak diperhatikan. Yesus mau hidup di tengah -
tengah mereka yang miskin dan menderita. Dengan cara seperti itu, Yesus secara langsung bersolider dan mengalami suka duka hidup mereka. Selain dengan hidup bersama mereka, Yesus menyatakan sikap belas
kasih dengan melakukan mukjizat-mukjizat penyembuhan. Orang-orang yang menderita dan dipinggirkan itu telah menyentuh rasa belas kasihan Yesus, sehingga Yesus pun berkenan untuk menyembuhkan mereka, bahkan menghidupkan yang meninggal.

Dasar Kitab Suci
Lukas 6:27-37
27 Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
29Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
30Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
31Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
32Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
33Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
34Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
35Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
36Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
37 “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.

Peneguhan
  • Dalam kehidupan sehari-hari, kerap kita menjumpai beberapa orang yang tampak kurang beruntung dalam hidupnya. Mereka adalah sekelompok orang yang terpinggirkan, miskin, menderita, dan tidak mendapat perhatian dari orang lain.
  • Rasa peduli pada sesama atau belas kasih bukan terutama terletak pada besar kecilnya bantuan, namun yang penting adalah sikap bela rasa, yaitu sikap turut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri.
  • Yesus menunjukkan sikap bela rasa, kepedulian, dan belas kasih-Nya kepada mereka dengan berbagai cara:
l mau menyapa mereka yang terpinggirkan dan tidak diperhatikan,
l mau hidup di tengah-tengah mereka yang miskin dan menderita,
l mau melakukan mukjizat-mukjizat penyembuhan yang 

  • Tindakan Yesus tersebut didasari oleh belas kasihan. Hatinya tergerak oleh belas kasihan ketika melihat orang-orang yang menderita sengsara dan melakukan banyak hal yang membahagiakan orang miskin dan menderita. 
  • Pada zaman Yesus, orang yang mengalami kemalangan, penderitaan, seperti sakit, cacat, miskin bahkan yang mengalami kematian, dipandang oleh orang Yahudi sebagai hukuman dari Allah karena kedosaan mereka. Yesus hadir untuk mewartakan kabar suka cita, maka Ia terpanggil untuk berbela rasa kepada mereka. 
  • Tindakan Yesus yang yang penuh belas kasih tampak dalam peristiwa:
l mukjizat ketika membangkitkan seorang pemuda di kota Nain (lih. Luk
7: 11-17).
l menyelamatkan wanita yang tertangkap basah berzinah
l menyembuhkan orang sakit kusta
l menyembuhkan orang buta, dan sebagainya.

  • Yesus melakukan semua perbuatan kasih itu bukan demi mencari pengikut yang banyak, bukan pula demi popularitas, namun demi pembebasan orang yang dikasihi-Nya, dan demi kebahagiaan orang yang dikasihi-Nya.
  • Kita pun sebagai murid Kristus dituntut untuk meneladani-Nya dengan mengasihi orang lain, terutama mereka yang sangat membutuhkan bantuan dan belas kasihan dari sesamanya.
Sumber: 
Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
untuk SMP Kelas VII

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsekuensi Pewartaan Yesus

Tugas Perutusan

Keluhuran Martabat Manusia