Kebebasan Anak-Anak Allah
Kebebasan yang
Bertanggungjawab
Mengutarakan
arti kebebasan
Membaca
dan memahami Gaudium et Spes art 16 dan 17
Gaudium
et Spes artikel 16:
Di lubuk hatinya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan
harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai
dan melaksanakan apa yang
baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu
menggema dalam lubuk hatinya: jalankanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam
hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah
mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu pula ia akan diadili. Hati nurani
ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama
Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya. Berkat hati nurani dikenallah
secara ajaib hukum, yang dilaksanakan dalam cinta kasih terhadap Allah dan
terhadap sesama. Atas kesetiaan terhadap hati nurani Umat kristiani bergabung
dengan sesama lainnya untuk mencari
kebenaran, dan untuk dalam kebenaran itu memecahkan sekian banyak persoalan moral, yang timbul baik dalam
hidup perorangan maupun dalam hidup kemasyarakatan. Oleh karena itu semakin
besar pengaruh hati nurani yang cermat, semakin jauh pula pribadi-pribadi
maupun kelompok-kelompok menghindar dari kemauan yang membabi-buta, dan semakin
mereka berusaha untuk mematuhi norma-norma kesusilaan yang objektif. Akan tetapi tidak
jaranglah terjadi bahwa hati
nurani tersesat karena ketidaktahuan yang tak teratasi, tanpa kehilangan
martabatnya. Tetapi itu tidak dapat dikatakan tentang orang, yang tidak peduli
untuk mencari apa yang benar serta baik, dan karena kebiasaan berdosa hati
nuraninya lambat laun hampir menjadi buta.
17. (Keluhuran kebebasan)
Adapun manusia hanya dapat berpaling
kepada kebaikan bila ia bebas. Kebebasan itu oleh orang-orang zaman sekarang
sangat dihargai serta
dicari penuh semangat, dan memang tepatlah begitu. Tetapi sering pula
orang-orang mendukung kebebasan dengan cara yang salah, dan mengartikannya
sebagai kesewenang-wenangan untuk berbuat apa pun sesuka hatinya, juga
kejahatan. Sedangkan kebebasan yang sejati merupakan tanda yang mulia gambar
Allah dalam diri manusia. Sebab Allah bermaksud menyerahkan manusia kepada
keputusannya sendiri, supaya ia dengan sekarela mencari Penciptanya, dan dengan mengabdi
kepada-Nya secara bebas mencapai kesempurnaan sepenuhnya yang membahagiakan.
Maka martabat manusia menuntut, supaya ia bertindak menurut pilihannya yang
sadar dan bebas, artinya: digerakkan dan didorong secara pribadi dari dalam, dan bukan
karena rangsangan hati yang buta, atau semata-mata paksaan dari luar. Adapun
manusia mencapai martabat itu, bila ia membebaskan diri dari segala penawanan
nafsu-nafsu, mengejar tujuannya dengan secara bebas memilih apa yang baik,
serta dengan tepat-guna dan jerih-payah yang tekun mengusahakan
sarana-sarananya yang memadai. Kebebasan manusia terluka oleh dosa; maka hanya
berkat bantuan rahmat Allah mampu mewujudkan secara konkret nyata arah-gerak
hatinya kepada Allah. Adapun setiap orang harus mempertanggungjawabkan peri hidupnya sendiri di
hadapan takhta pengadilan Allah, sesuai dengan perbuatannya yang baik maupun
yang jahat.
- Apa
arti hati Nurani?
- Apa
fungsi hati Nurani?
- Mengapa
hati Nurani bisa tumpul?
- Apa
arti kebebasan yang bertanggungjawab?
- Jelaskan
kaitan antara kebebasan yang bertanggungjawab dengan hati Nurani!
DINAMIKA KELOMPOK
- Temukan
dan ceritakan kejadian di sekitarmu yang memperlihatkan adanya tindakan atas
nama kebebasan, namun bukan sebagai kebebasan yang bertangggungjawab! (temukan sebanyak
banyaknya)
- Apa
akibat dari praktik kebebasan yang mereka lakukan itu?
- Berdasarkan cerita tadi lalu apa gunanya aturan! Carilah teks Kitab Suci yang berhubungan dengan kebebasan yang bertanggungjawab.
- Jelaskan satu peraturan di sekolah dan kegunaannya/ manfaatnya bagimu dan warga sekolah?
a.
Dengan kebebasan saya akan melakukan ….
b.
Kebebasan bagiku berarti ….
Galatia 5:1,13-15
1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.13Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu menggunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 14Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu irman ini, yaitu: “Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri!” 15Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.
Komentar
Posting Komentar